Program pembangunan yang telah dilaksanakan oleh pemerintah dan rakyat Indonesia selama ini telah membawa hasil berupa kemajuan di segala bidang serta peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam segala aspek kehidupan. Namun demikian tidak dapat dipungkiri bahwa pencapaian hasil pembangunan tersebut dalam kenyataannya belum merata dan belum dapat dirasakan oleh sebagian masyarakat Indonesia terutama yang berada di wilayah ‘wilayah yang termasuk dalam kategori ‘daerah tertinggal’.
Sesuai data yang ada , dari seluruh kabupaten/kota yang ada di Indonesia terdapat 190 daerah (kabupaten) yang masih tergolong daerah tertinggal, termasuk diantaranya 15 kabupaten yang ada di pulau jawa. Ketertingggalan daerah tersebut disebabkan oleh beberapa hal antara lain letak geografis yang relative terpencil dan sulit dijangkau, potensi sumberdaya alam yang relative kecil , kualitas sumberdaya yang relative kurang, kondisi infrastruktur yang kurang memadai , atau daerah tersebut merupakan daerah rawan bencana alam atau rawan terjadi konflik sosial. Di jawa tengah terdapat 3 kabupaten yang termasuk kategori daerah tertinggal yaitu kabupaten Rembang.
Pengembangan usaha kecil dan menengah merupakan dasar dalam perekonomian dalam upaya perbaikan perekonomian nasional karena sebagian besar usaha yang ada di Indonesia adalah usaha kecil dan menengah yang banyak menyerap tenaga kerja dan memanfaatkan sumber daya domestik.
Diantara usaha kecil dan menengah, usaha batik mempunyai karakteristik yang sangat khusus, dan telah merupakan Kebudayaan Indonesia yang tetap bertahan secara konsisten. Dengan pengaruh motif daerah tertentu, batik berkembang dan menyebar terutama di Pulau Jawa, misalnya yang dikenal dengan Batik Pekalongan, Kedungwuni, Surakarta, Yogyakarta, Lasem dan Madura. Sementara itu sampai saat ini batik dengan motif kedaerahan semakin berkembang secara nasional.
Kota kecamatan Lasem terletak 12 km arah timur Ibukota Kabupaten Rembang berbatasan dengan Laut Jawa sebelah Utara luasnya 45,04 kilometer persegi dengan jumlah penduduk 44.879 orang (Pemda Rembang). Di kota ini juga terdapat sentra industri batik kendatipun tidak setenar batik produksi Solo, Jogja atau Pekalongan. Namun kehadiran Batik Lasem merupakan kebanggaan sendiri bagi penduduk kota nelayan ini.
Batik produksi Lasem bercorak khas dengan warna merah darah ayam yang konon tidak dapat ditiru oleh pembatik dari daerah lain. Kekhasan lain Batik Lasem ini terletak pada coraknya yang merupakan gabungan pengaruh budaya Tionghoa, budaya lokal masyarakat pesisir utara Jawa Tengah serta Budaya Keraton Solo dan Yogyakarta. Batik Lasem bisa bersaing dengan batik Solo karena motifnya yang unik dan pernah diekspor ke Suriname.
Tabel 1 : Sektor usaha batik di Lasem.
No Spesifikasi Jumlah (orang)
1 Pengusaha batik 30
2 Buruh / Tenaga kerja pembatik 1873
Sumber : Fedep kabupaten Rembang, 2009
Menurut data diatas disebutkan bahwa jumlah pengusaha batik (khususnya yang masuk dalam kluster batik) berjumlah 30 pengusaha, dengan jumlah tenaga kerja berkisar 1873 orang. Dari jumlah tenaga kerja tersebut , komposisi jumlah tenaga kerja wanita dan pria berbanding 80% : 20%, sedangkan usia tenaga kerja yang berusia diatas 45 tahun berkisar 70 % dan dibawah 45 tahun sekitar 30%. Pendidikan mereka paling tinggi rata rata lulusan SLTA.
Belakangan ini ada perkembangan menarik, Pemda Rembang mulai menaruh perhatian. Misalnya karyawan waktu tertentu mulai memakai batik khas Lasem. ‘Sebelum krisis ekonomi terjadi ada sekitar 140 pengusaha batik. Setelah krisis, kini tinggal sekitar 30 orang.
Selain itu perlu dilakukan regenerasi pembatik. Regenerasi tidak sebatas anak muda mau terjun ke dunia batik, tetapi perlu transfer ilmu dan skill batik khas Lasem. Para pembuat batik perlu juga dibantu jaringan pemasarannya. Selama ini batik Lasem dipasarkan di kawasan Lasem, Surabaya, Tuban, Semarang, Pekalongan sampai Jakarta. Melalui pihak ketiga/perantara batik lasem juga sudah dikirim/ dijual diluar negeri. Pengusaha belum optimal melakukan upaya untuk menembus pasar eksport secara mandiri. Setelah batik Indonesia diakui sebagai warisan budaya oleh UNESCO, pasar batik di tingkat internasional terbuka lebar. Dengan demikian peningkatan kuantitas dan kualitas produk serta profesionalisme dibidang pengelolaan manajemen produksi, keuangan, sumberdaya manusia, pemasaran menjadi tuntutan yang tak terelakkan.
A). Gambaran umum Kluster UKM batik Lasem
Aspek produksi.
Produk yang dihasilkan :
Produk batik dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu Batik Tulis dan Batik Cap. Pengrajin batik yang berada di Lasem memproduksi batik tulis.
Tabel 2 : Jumlah produksi, spesifikasi produk
Total Jumlah produksi Klaster/ Bulan : 12.000 potong
Total Jumlah produksi Klaster/ Tahun : 144.000 potong
Nilai rupiah total produk klaster/ Bulan : Rp. 750.000.000
Nilai rupiah total produk klaster/ Tahun : Rp. 9.000.000.000
Bentuk diversifikasi produk klaster : 1. Konveksi /bahan jadi dari bahan busana batik tulis Lasem
2. Baju
3. Sarung
4. Taplak meja & Cover bad
5. … dst
Sumber : Fedep kabupaten Rembang, 2009
Proses pembuatan batik tulis
Tabel 3 : Proses pembuatan batik tulis.
Tahapan Aktivitas
1 Proses pertama adalah membuat pola dasar atau motif gambar yang dikehendaki dengan pensil diatas kain putih yang akan diproses menjadi sebuah kain bermotif batik.
2 Tahap berikutnya dimulai proses membatik pada dasar pada kain putih dengan lilin (malam) sesuai garis pensil dan ini dikerjakan dengan alat yang disebut canthing yang dipegang layaknya menulis dengan sebuah pena, Proses ini dilakukan pada kedua sisi kain (bolak balik)
3 Selanjutnya memberi isian pada proses diatas dengan titik titik dan gurat gurat dengan lilin (isen isen). Pada bagian bagian yang akan tetap berwarna putih atau tidak berwarna sesuai warna kain putih tersebut maka ditutup dengan lilin (nglowong)
4 Setelah proses membatik selesai selanjutnya diberi pewarna yang merupakan warna pertama. Apabila menghendaki satu macam warna kemudian kain direbus dalam air mendidih yang sudah diberi soda abu supaya malam cepat meleleh (nglorot malam).
5 Apabila menghendaki warna lebih dari satu maka dilanjutkan dengan kegiatan berikutnya yaitu : Kembali keproses membatik , menutup bagian yang dikehendaki warna tetap dengan ditutup lilin, kemudian mencelupkannya kembali kedalam warna kedua. Setelah selesai membatik dan mewarnai sesuai dengan motif yang dikehendaki maka kain tersebut direbus (nglorot malam) untuk menghilangkan semua malam yang tadi dibatik dengan canting. Yang terakhir adalah menjemur kain untuk mengeringkan kain batik sebelum atau dibentuk dalam sebuah pola pakaian yang dikehendaki.
Dari proses tersebut tampak bahwa pembuatan batik tulis memerlukan proses panjang dan perlu kecermatan dan ketelitian serta butuh ketrampilan yang baik.
Gambar 1: Gambar 2:
Seorang pekerja sedang membatik tulis Seorang pekerja sedang nglorot malam
Bahan bahan dan peralatan yang dibutuhkan
Tabel 4. Bahan bahan
No Jenis Bahan
1 Kain mori (primissima, prima)
2 Malam /lilin/parafin
3 Pewarna : Naptol,Indigosal, rapit atau pewarna alami seperti soga,tingi, nila.
4 Soda api, water glass
Tabel 5. Peralatan
No Jenis Peralatan
1 Wajan
2 canting
3 Kompor/ angklo
4 Ember plastik
5 Panci
6 Gledekan
7 Lorodan
8 Gendangan
9 Meja gambar
10 Mesin press
Bahan bahan serta peralatan tersebut dapat dibeli dari Yogyakarta, Pekalongan, Solo atau kota kota lain yang terdapat sentra batik. Koperasi yang mewadahi UKM UKM batik di Lasem belum mampu menyediakan peralatan dan bahan baku kepada para anggotanya. Maka koperasi diharapkan lebih aktif melayani anggotanya khususnya dalam kaitannya dengan penyediaan bahan baku dan peralatan dengan menjalin kerjasama dengan pihak produsen.
Gambar 3 : Meja gambar pola Gambar 4 : Alat Gledekan
Tabel 6 : Kondisi infrastruktur yang tersedia
Kondisi jalan menuju lokasi : Aspal
Penujuk arah menuju lokasi : Ada
Peralatan yang dimiliki oleh FRK/ anggota Klaster 1. Gledekan Jumlah : 5 buah
2. Lorodan Jumlah : 5 buah
3. Press Batik Jumlah : 5 buah
4. Meja gambar Jumlah : 10 buah
5. … dst
Fedep kabupaten Rembang, 2009
Gambar 5 : Sampel produk
Aspek Manajemen (Sumber Daya Manusia, Keuangan/Akuntansi, Perpajakan, HKI),
Komposisi sumber daya manusia (pekerja) yang ada saat ini jumlah tenaga kerja berkisar 1873 orang. Dari jumlah tenaga kerja tersebut , komposisi jumlah tenaga kerja wanita dan pria berbanding 80% : 20%, sedangkan usia tenaga kerja yang berusia diatas 45 tahun berkisar 70 % dan dibawah 45 tahun sekitar 30%. Pendidikan mereka paling tinggi rata rata lulusan SLTA.
Penataan keuangan dan pencatatan keuangan dari UKM batik lasem masih dilakukan dengan cara sederhana layaknya usaha keluarga. Belum ada program/ soft ware akuntansi/ keuangan yang digunakan untuk mencatat cash inflow dan cash outflow dan penyusunan anggaran. Sebagian modal yang dioperasikan adalah modal sendiri dan sisanya berupa pinjaman bank. Kewajiban perpajakan sudah ditunaikan oleh UKM namun, kadang menjadi kendala tersendiri dikarenakan minimnya pemahaman prosedur perpajakan.
Saat ini dari produk batik tulis Lasem sudah sekitar 1200 motif batik yang diciptakan. Masing masing pengusaha mepunyai tim kreatif yang membuat motif motif batik. Namun dari jumlah motif motif yang ada, hanya sekitar 5 % yang sudah dipatentkan. Proses patent belum mereka pahami dan para pengusaha menganggap bahwa proses patent memerlukan waktu dan biaya yang tidak sedikit.
Aspek Pemasaran.
Pemasaran batik tulis Lasem meliputi pasar domestik dan pasar eksport. Pemasaran untuk pasar domestik mempunyai porsi yang lebih besar dibanding pasar eksport. Pasar konsumen domestik menempati porsi lebih kurang 93 % sedangkan sisanya 7 % adalah untuk pangsa konsumen eksport.
Pertumbuhan dan perkembangan pasar batik di Jawa Tengah, terutama di Kabupaten Rembang, sangat positif sejak 2006. Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Rembang mencatat nilai ekspor batik lasem produksi perajin batik di Kecamatan Lasem rata-rata meningkat setiap tahun.
Pemasaran batik lasem di luar negeri semakin luas. Semula, pemasaran itu hanya di China, Jepang, Malaysia, kini meluas hingga Korea Selatan dan Amerika Serikat.( Kepala bidang perindustrian perdagangan dan koperasi kab Rembang, 2009)
Perajin batik belum puas dengan kenaikan nilai ekspor batik. Alasannya, sebagian besar perajin masih menjual batik ke pasar eksport melalui perantara atau pihak ke 3 (Santoso Hartono, Kepala koperasi batik Lasem, 2009)
Upaya pengusaha dalam mendorong penjualan dilakukan melalui mengikuti pameran, menyediakan show room ditiap tiap pengusaha. Penyediaan katalog produk sampai saat ini belum semua pengusaha mempunyai.
Gambar 6 : Show room batik Lasem.
Tabel 7 : Bentuk, jenis produksi dan harga jual.
Bentuk, Jenis produksi dan harga penjualan (saat ini) : ‘ Kain batik tulis Lasem halus harga (Rp): 1-10 juta
‘ Kain batik tulis Lasem cukup harga (Rp): 200’900 ribu
‘ Kain batik tulis Lasem biasa harga (Rp): 100 – 150 ribu
‘ …dst
Sumber : Fedep kabupaten Rembang, 2009
Tabel 8 : Sumber modal, cara penjualan, lokasi pemasaran :
Sumber modal yang sedang/ pernah diakses oleh klaster/ anggota klaster : 1. BRI
2. BNI
3. BKK
4. BMT / Koperasi
5. … dst
Cara Penjualan produk klaster yang telah dilaksanakan (pilih dan atau isi) : 1. Dijual langsung kepada konsumen ‘
2. Diambil oleh pedagang ‘
3. Dititipkan kepada pedagang ‘
4. Dibeli oleh perusahaan
5. Dijual ke supermarket ‘
6. ……. dst
Lokasi pemasaran (pilih dan atau isi) : 1. Dalam Kecamatan sendiri ‘
2. Dalam Kabupaten sendiri ‘
3. Luar Kabupaten (sebutkan : di wilayah jateng)
4. Luar provinsi (sebutkan : Jakarta, bali, Yogya, Solo)
5. luar negeri (sebutkan : Jepang, Eropa, Dubai, dll)
Pelabelan kemasan produk klaster (pilih dan atau isi) : 1. Dilabeli dengan nama sendiri/ produsen ‘
2. Dilabeli dengan nama pedagang/ pembeli (sebutkan : …………)
3. Lain ‘ lain (sebutkan ……………..)
Data pedagang/ perusahaan yang membeli produk klaster : Nama Perusahaan : Wastraprema (Himpunan Pecinta kain)
Alamat Peusahaan : Jl. Taman Bukit Hijau 2 No. 10 Pondok Indah Jkt 12310
Nama Pengusaha : Dr. Mariah Waworuntu
No. Telp/ HP : (021) 7694617 / 7654145
Nama Perusahaan : Batik Tie Die
Alamat Peusahaan : Jl. Kurinci No. 26 Pekalongan
Nama Pengusaha : Dudung Alie Syahbana
No. Telp/ HP : (0285) 785414 / 0816650103
Dst
Sumber : Fedep kabupaten Rembang, 2009
B). Profil Mitra dan kondisi existing mitraUKM:
UKM yang akan bermitra dalam program IbPE dipilih dari 3 anggota kluster batik Lasem yang berjumlah 30 anggota.
Tabel 9 : Profil dan kondisi existing mitraUKM
Spesifikasi dan kondisi existing mitra Nama UKM
Pusaka Beruang Dampo Awang Gunung Bugel
Nama pemilik Santoso Hartono Ma’shum Ahadi A.Rifa’i
Pengalaman usaha 5 tahun 4 tahun 3 tahun
Bahan Baku (Suplai, Mutu, Alternatif sumber)
Suply bahan baku berasal dari sentra batik(jogja, pekalongan,solo). Suply diusahakan sendiri oleh UKM. Untuk kain mori hanya 2 jenis mutu bahan : primissima dan prima. Suply bahan baku berasal dari sentra batik (jogja, pekalongan,solo).
Suply diusahakan sendiri oleh UKM Untuk kain mori hanya 2 jenis mutu bahan : primissima dan prima. Suply bahan baku berasal dari sentra batik (jogja, pekalongan,solo).
Suply diusahakan sendiri oleh UKM Untuk kain mori hanya 2 jenis mutu bahan : primissima dan prima.
Produksi (Peralatan, Kapasitas, In process control, Nilai investasi)
Peralatan yang digunakan (lihat tabel 5). Jumlah peralatan utama yang dimiliki saat ini Gledekan (5 buah), Lorodan (5 buah), Press Batik (5 buah), Meja gambar (10 buah),
dengan kapasitas produksi per bulan sekitar 3000 unit. Dengan proses (lihat tebel 3). Nilai investasi lebih kurang Rp 400.000.000,- Peralatan yang digunakan (lihat tabel 5) Jumlah peralatan utama yang dimiliki saat ini Gledekan (2 buah), Lorodan (4 buah), Press Batik (2 buah), Meja gambar (4 buah),
dengan kapasitas produksi per bulan sekitar 1500 unit. Dengan proses (lihat tebel 3).Nilai investasi lebih kurang Rp 150.000.000,- Peralatan yang digunakan (lihat tabel 5) Jumlah peralatan utama yang dimiliki saat ini Gledekan (2 buah), Lorodan (4 buah), Press Batik (2 buah), Meja gambar (4 buah),
dengan kapasitas produksi per bulan sekitar 1000 unit. Dengan proses (lihat tebel 3).Nilai investasi lebih kurang Rp 100.000.000,-
Proses (Lay-out, Jaminan mutu produk)
Proses layout produksi (lihat gambar). Pewarnaan menggunakan bahan kimia. Penanganan limbah poduksi belum tertata baik. Mutu produk batik akan tergantung dari bahan dan proses yang dilakukan. Selama tidak ada komplain dari konsumen jaminan mutu sudah dianggap terpenuhi. Proses layout produksi (lihat gambar). Pewarnaan menggunakan bahan kimia. Penanganan limbah poduksi belum tertata baik. Mutu produk batik akan tergantung dari bahan dan proses yang dilakukan.
Selama tidak ada komplain dari konsumen jaminan mutu sudah dianggap terpenuhi. Proses layout produksi (lihat gambar). Pewarnaan menggunakan bahan kimia. Penanganan limbah poduksi belum tertata baik. Mutu produk batik akan tergantung dari bahan dan proses yang dilakukan.
Selama tidak ada komplain dari konsumen jaminan mutu sudah dianggap terpenuhi.
Produk (Jenis, Jumlah, Spesifikasi)
Jenis produk yang dihasilkan berupa batik tulis dg jumlah produksi berkisar 3000/bulan dengan berbagai macam spesifikasi serta desain/motif yang masih terbatas Jenis produk yang dihasilkan berupa batik tulis dg jumlah produksi berkisar 1500/ bulan
dengan berbagai macam spesifikasi serta desain/motif yang masih terbatas Jenis produk yang dihasilkan berupa batik tulis dg jumlah produksi berkisar 1000/ bulan
dengan berbagai macam spesifikasi serta desain/motif yang masih terbatas
Manajemen (Production planning, Accounting-Bookkeeping, Auditing, Perpajakan, Pola manaje-men, HKI, Inventory)
Perencanaan produksi (pengembangan motif dilakukan oleh pemilik dengan kemampuan yang terbatas), akuntansi/pembukuan dilakukan secara sederhana, manajemen keluarga, HKI tidak menjadi focus perhatian terkait dengan desain yang diciptakan. Perencanaan produksi (pengembangan motif dilakukan oleh pemilik dengan kemampuan yang terbatas),, akuntansi/pembukuan dilakukan secara sederhana, manajemen keluarga, HKI tidak menjadi focus perhatian terkait dengan desain yang diciptakan. Perencanaan produksi (pengembangan motif dilakukan oleh pemilik dengan kemampuan yang terbatas),, akuntansi/pembukuan dilakukan secara sederhana, manajemen keluarga, HKI tidak menjadi focus perhatian terkait dengan desain yang diciptakan.
Pemasaran (Pasar, Teknik pemasaran, Harga jual produk, Konsumen)
Pasarnya meliputi konsumen domestic dan luar negeri, Cara penjualannya (lihat tabel 5). Penjualan keluar negeri dilakukan oleh pihak ketiga. Adapun harga jual (lihat tabel 4). Harga jual tergantung dari bahan, motif dan warna. Pasarnya meliputi konsumen domestic dan luar negeri, Cara penjualannya (lihat tabel 5). Penjualan keluar negeri dilakukan oleh pihak ketiga. Adapun harga jual (lihat tabel 4). Harga jual tergantung dari bahan, motif dan warna. Pasarnya meliputi konsumen domestic dan luar negeri, Cara penjualannya (lihat tabel 5). Penjualan keluar negeri dilakukan oleh pihak ketiga. Adapun harga jual (lihat tabel 4). Harga jual tergantung dari bahan, motif dan warna.
SDM (Kualifikasi dan jumlah, Peluang training)
Kualifikasi SDM dengan jumlah dan komposisi : 100 TK (80% wanita). Dari komposisi SDM yang ada maka pengembangan / training sangat diharapkan Kualifikasi SDM dengan jumlah dan komposisi : 30 TK (90% wanita). Dari komposisi SDM yang ada maka pengembangan / training sangat diharapkan Kualifikasi SDM dengan jumlah dan komposisi : 20 TK (90% wanita). Dari komposisi SDM yang ada maka pengembangan / training sangat diharapkan
Fasilitas (Ruang administrasi, Ruang produksi, Ruang penyimpanan, Show room, Akses ke Jalan raya, Listrik, Telekomunikasi)
Ruang administrasi belum tertata baik/ belum ada tempat khusus, ruang produksi/ penyimpanan belum tertata baik karena masih menyatu dengan aktivitas rumah tangga. Ada show room dengan lay out yang belum tertata. Akses jalan raya mudah (jalan besar) . Listrik dan sarana tekomunikasi tersedia dan mudah. Ruang administrasi belum tertata baik/ belum ada tempat khusus, ruang produksi/ penyimpanan belum tertata baik karena masih menyatu dengan aktivitas rumah tangga. Ada show room dengan lay out yang belum tertata. Akses jalan raya relative mudah (jalan kampung) . Listrik dan sarana tekomunikasi tersedia dan mudah Ruang administrasi belum tertata baik/ belum ada tempat khusus, ruang produksi/ penyimpanan belum tertata baik karena masih menyatu dengan aktivitas rumah tangga. Ada show room dengan lay out yang belum tertata. Akses jalan raya relative mudah (jalan kampung) . Listrik dan sarana tekomunikasi tersedia dan mudah
Finansial (Modal, Cash-flow, IRR)
Pemodalan sekitar 75% adalah modal sendiri dan sisanya 25% dari pinjaman bank, Cash flow cukup lancar, tidak terlalu mempengaruhi aktivitas. Penyusunan anggaran masih lemah, demikian pula pemahaman masalah perpajakan dan perbankan. Pemodalan sekitar 75% adalah modal sendiri dan sisanya 25% dari pinjaman bank, Cash flow
cukup lancar, tidak terlalu mempengaruhi aktivitas. Penyusunan anggaran masih lemah, demikian pula pemahaman masalah perpajakan dan perbankan. . Pemodalan sekitar 75% adalah modal sendiri dan sisanya 25% dari pinjaman bank, Cash flow
cukup lancar, tidak terlalu mempengaruhi aktivitas. Penyusunan anggaran masih lemah, demikian pula pemahaman masalah perpajakan dan perbankan.
Catatan : Kondisi existing masing masing UKM relatif sama.
Pola hubungan kerja antar kelompok UKM yang akan bermitra adalah merupakan anggota kluster batik lasem dan UKM yang dipilih dipandang dapat mewakili anggota kluster dan dipandang dapat sebagai motivator bagi anggota kelompok kluster yang lain.
Skim permasalahan UKM Mitra :
Dari kondisi existing UKM mitra dapat kita ketahui permasalahan di UKM Mitra
Tabel 10 : Skim permasalahan
Permasalahan bidang / aspek Nama UKM
Pusaka Beruang Dampo Awang Gunung Bugel
Bahan Baku (Suplai, Mutu, Alternatif sumber)
Terbatasnya suply bahan baku karena masih diupayakan sendiri oleh UKM Terbatasnya suply bahan baku karena masih diupayakan sendiri oleh UKM Terbatasnya suply bahan baku karena masih diupayakan sendiri oleh UKM
Produksi (Peralatan, Kapasitas, In process control, Nilai investasi)
Terbatasnya peralatan dan usia teknis peralatan yang perlu diregenerasi/ diganti yang baru. Terbatasnya peralatan dan usia teknis peralatan yang perlu diregenerasi / diganti yang baru.. Terbatasnya peralatan dan usia teknis peralatan yang perlu diregenerasi/ diganti yang baru.
Proses (Lay-out, Jaminan mutu produk)
Belum tertanganinya limbah produksi dengan baik Belum tertanganinya limbah produksi dengan baik Belum tertanganinya limbah produksi dengan baik
Produk (Jenis, Jumlah, Spesifikasi)
Terbatasnya desain produk batik. Terbatasnya desain produk batik. Terbatasnya desain produk batik.
Manajemen (Production planning, Accounting-Bookkeeping, Auditing, Perpajakan, Pola manaje??men, HKI, Inventory)
Terbatasnya pemahaman dan penerapan aspek akuntansi, pembukuan, auditing, perpajakan, HKI dan inventory, eksport- import dan perijinan usaha. Terbatasnya pemahaman aspek akuntansi, pembukuan, auditing, perpajakan, HKI dan inventory dan eksport- import dan perijinan usaha. Terbatasnya pemahaman aspek akuntansi, pembukuan, auditing, perpajakan, HKI dan inventory dan eksport- import dan perijinan usaha.
Pemasaran (Pasar, Teknik pemasaran, Harga jual produk, Konsumen)
Pemasaran/promosi belum optimal. Penjualan ke luar negeri dilakukan pihak ke 3 Pemasaran/promosi belum optimal.
Penjualan ke luar negeri dilakukan pihak ke 3 Pemasaran/promosi belum optimal.
Penjualan ke luar negeri dilakukan pihak ke 3
SDM (Kualifikasi dan jumlah, Peluang training)
Terbatasnya SDM (baik kuantitas/ kualitas) ketrampilan membatik. Terbatasnya SDM (baik kuantitas/ kualitas) ketrampilan membatik. Terbatasnya SDM (baik kuantitas/ kualitas) ketrampilan membatik.
Fasilitas (Ruang administrasi, Ruang produksi, Ruang penyimpanan, Show room, Akses ke Jalan raya, Listrik, Telekomunikasi)
Kurang penataan terhadap ruang administrasi, produksi , penyimpanan dan show room Kurang penataan terhadap ruang administrasi, produksi , penyimpanan dan show room Kurang penataan terhadap ruang administrasi, produksi , penyimpanan dan show room
PERMASALAHAN UKM MITRA (RANGKUMAN) :
1. Aspek sumber daya manusia : keterbatasan ketrampilan membatik baik dari sisi kuantitas dan kualitas (pembatik rata rata sudah berusia tua sehingga perlu regenerasi)
2. Aspek produksi : terbatasnya penyediaan bahan baku, masih terbatasnya penciptaan desain produk baru, terbatasnya alat untuk membatik (ditambah/diganti) alat baru, terbatasnya teknologi pewarnaan, belum seriusnya penanganan limbah produksi.
3. Aspek pemasaran : promosi masih belum optimal (termasuk display produk yang masih kurang tertata) dan jangkauan pemasaran masih terbatas (terbatas pulau jawa) jangkauan ke antar pulau atau ke manca negara masih belum optimal dan masih menggunakan pihak ke 3.
4. Aspek administrasi manajemen keuangan/akuntansi, perpajakan, eksport import : Masih minimnya pemahaman dan penerapan penataan manajemen keuangan yang baik, termasuk masalah anggaran, perpajakan, perbankan.
5. Aspek hukum usaha : masih minimnya pemahaman proses perijinan usaha dan patent.
SOLUSI YANG DITAWARKAN SELAMA 3 TAHUN:
Tabel 11 : Solusi yang ditawarkan
Permasalahan Solusi Ket
(UKM)
Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3
Aspek Sumber Daya Manusia : keterbatasan ketrampilan membatik baik dari sisi kuantitas dan kualitas (pembatik rata rata sudah berusia tua sehingga perlu regenerasi) Pelatihan dan praktek ketrampilan membatik Implementasi pelatihan dan praktek ketrampilan membatik Implementasi peningkatan pelatihan ketrampilan membatik 1,2,3
Aspek Produksi : terbatasnya penyediaan bahan baku, masih terbatasnya alat dan penciptaan desain produk baru, terbatasnya teknologi pewarnaan, belum seriusnya penanganan limbah produksi. Pelatihan dan praktek penciptaan desain baru dan pewarnaan serta penerapan teknologi tepat.
Penataan/ penanganan limbah pabrik
Implementasi pelatihan dan praktek penciptaan desain baru dan pewarnaan serta penerapan teknologi tepat.
Peningkatan implementasi pelatihan dan praktek penciptaan desain baru dan pewarnaan serta penerapan teknologi tepat.
1,2,3
Aspek pemasaran : promosi masih belum optimal (termasuk display produk yang masih kurang tertata) dan jangkauan pemasaran masih terbatas (terbatas pulau jawa) jangkauan ke antar pulau atau ke manca negara masih belum optimal dan masih menggunakan pihak ke 3. Pelatihan dan praktek manajemen pemasaran, penataan show room dan mengikuti pameran Implementasi pelatihan dan praktek manajemen pemasaran (termasuk menggunakan web dan e-comerce), penataan show room dan mengikuti pameran Peningkatan implementasi pelatihan dan praktek manajemen pemasaran (termasuk menggunakan web dan e-comerce),, penataan show room dan mengikuti pameran
1,2,3
Aspek administrasi manajemen keuangan/akuntansi, perpajakan, eksport import : Masih minimnya pemahaman dan penerapan penataan manajemen keuangan yang baik, termasuk masalah anggaran, perpajakan, perbankan, HKI
Pelatihan dan praktek manajemen : keuangan/akuntansi, anggaran, perpajakan, ijin usaha, eksport-import, HKI Implementasi pelatihan dan praktek administrasi manajemen, termasuk pembuatan soft ware bidang keuangan/akuntansi dan pendapingan bidang administrasi manajemen, HKI Peningkatan implementasi pelatihan dan praktek administrasi manajemen termasuk pendampingan aspek administrasi manajemen keuangan/akuntansi/perpajakan, ekport-import, HKI 1,2,3
Tabel 12 : Kondisi yang diharapkan setelah IbPE dilaksanakan
Kondisi saat ini (teknologi, manajemen, lingkungan, pemasaran) Sentuhan teknologi dan manajemen yang akan diberikan Kondisi yang diharapkan (teknologi, manajemen, lingkungan,pemasaran)
‘ Aspek sumber daya manusia yang masih terbatas (kuantitas dan kualitas) ‘ teknologi dan pewarnaan juga masih terbatas.
‘ Manajemen lingkungan yang belum baik.
‘ Manajemen pengelolaan masih belum professional (keuangan/akuntansi/perpajakan)
‘ Manajemen pemasaran belum optimal (layout dan showroom belum baik dan belum tertata)- pemasaran belum progresif (belum ada inisiatif optimal dari UKM)
‘ Pemahaman tentang eksport import dan HKI belum difahami dengan baik ‘ Teknologi desain dan pewarnaan
‘ Teknologi pengelolaan limbah
‘ Penataan manajemen keuangan dan akuntansi melalui penerapan system keuangan dan akuntansi
‘ Penataan manajemen pemasaran melalui promosi yang baik (layout/showroom, pameran, web site ‘e comerce)
‘ Penataan manajemen eksport-import melalui pembekalan dan pendampingan
‘ Penataan manajemen perijinan dan HKI melalui pelatihan dan pendampingan
‘ Teknologi produksi yang digunakan dihapakan lebih berkembang (baik desain ‘dari sisi kualitas dan jumlah desain yang sudah ada) serta pewarnaan lebih berkembang.
‘ Teknologi pengelolaan limbah agar lebih baik (aman bagi kesehatan dan lingkungan)
‘ Manajemen internal lebih tertata dan modern (keuangan/akuntansi melalui system yang baik).
‘ Manajemen pemasaran menjadi lebih baik (kualitas dan kuantitas jaringan pemasaran lebih baik dan luas – promosi ‘ penataan layout/showroom, memperluas jaringan pasar ‘ web / e-comerce dan manajemen eksport import dan perlindungan HKI)
TARGET LUARAN
Tabel 13 : Target Luaran yang diharapkan
Tahun Rencana luaran
I a. Peningkatan kuantitas dan kualitas produk melalui perbaikan proses produksi batik lasem dengan pelatihan membatik (I) dan penerapan teknologi tepat (I)
b. Penataan lingkungan pabrik dengan pengelolaan limbah yang baik (dengan tingkat pencemaran turun 20 %).
c. Melakukan peningkatan penataan manajemen UKM melalui pelatihan manajemen keuangan/ akuntansi/ perpajakan, manejemen pemasaran.
d. Melakukan promosi melalui penataan/pembuatan show room, mengikuti pameran (lokal, regional)
e. Peningkatan pangsa pasar sebanyak 10 % dibanding sebelum tahun I
II a. Peningkatan kuantitas dan kualitas produk melalui perbaikan proses produksi batik lasem dengan pelatihan membatik dan menciptakan desain baru (II) sebanyak 5 desain baru, penerapan teknologi tepat (II).
b. Melakukan peningkatan implementasi manajemen keuangan melalui penerapan soft ware akuntansi/ keuangan/perpajakan/perbankan, manejemen pemasaran melalui teknologi e-comerce, pendampingan implementasi HKI, pelatihan Eksport-Import
c. Melakukan promosi melalui penataan/ pembuatan show room/display, mengikuti pameran (lokal, regional, nasional)
d. Peningkatan pangsa pasar sebanyak 10 % dibanding tahun I
III a. Peningkatan kuantitas dan kualitas produk melalui perbaikan proses produksi batik lasem dengan pelatihan membatik dan menciptakan desain baru (III) sebanyak 5 desain baru , penerapan teknologi tepat (III).
b. Melakukan promosi melalui penataan/ pembuatan show room, mengikuti pameran (lokal, regional, nasional, internasional).
c. Memperluas jaringan pasar antar pulau (eksport). Minimal 3 negara
d. Peningkatan pangsa pasar sebanyak 15 % dibanding tahun II
KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI:
A. Kelayakan Politeknik Negeri Semarang (Pengalaman dalam penerapan IPTEKS dan Kewirausahaan) :
1. Pengembangan pasar sasaran eksport melalui peningkatan kualitas produk dan pemanfaatan jaringan e-comerce bagi UKM cinderamata bubut kayu jati dan mebel di Kabupaten Blora, Jawa Tengah (VMT 2003 s/d 2005)
2. Pemberdayaan masyarakat desa melalui peningkatan kemampuan enterpreurship dan penerapan IPTEKS di kecamatan Sulang, Kabupaten Rembang (SIBERMAS 2003 s/ 2005)
3. Peningkatan teknologi pemrosesan dan manajemen pemasaran terasi guna memenuhi kebutuhan eksport pada pengrajin terasi desa tambak rejo kota Semarang dan desa Bonang kabupaten Tembang (VMT 2004 s/d 2006)
4. Pemberdayaan masyarakat pengrajin ikan lele di desa wonosari, kecamatan Bonang, Kabupaten Demak ( SIBERMAS 2008).
5. Kuliah Kewirausahaan di Polines (KWU 2002 s/d 2008)
6. Magang Kewirausahaan di Kabupaten Kudus dan Klaten (MKU 2006 s/d 2009)
7. Magang Kewirausahaan di Kabupaten Pati (MKU 2007)
8. Pembuatan oven pengering untuk kerajinan topeng dari bahan kayu di Bantul Yogyakarta (VUCER 2003).
9. Penerapan mesin penggilas enceng gondok bagi kelompok usaha bersama Al Riyadloh di Tuntang Salatiga (Penerapan IPTEKS 2005)
B. KELAYAKAN TIM.
Tim pelaksana program Ipteks bagi produk eksport ini mempunyai kompetensi yang sesuai dengan progam yang dilaksanakan sehingga tidak menghambat proses perencanaan dan implementasi program. Seluruh tim pelaksana adalah staf pengajar Politeknik Negeri Semarang dari berbagai jurusan dan mempunyai latar belakang pendidikan dan keahlian serta pengalaman tridarma yang mendukung. Keahlian psikologi industri dan organisasi, pemasaran, eksport import/ bisnis internasional, akuntansi, perpajakan, hukum, teknologi tepat guna. Disamping itu dalam program ini tim juga melibatkan personil ahli yang berpengalaman dalam pengembangan motiv dan desain batik.
Implementasi program IbPE ini juga didukung oleh peralatan yang dimiliki oleh Politeknik Negeri Semarang. Antara lain peralatan dan laboratorium di jurusan teknik mesin, akuntansi, adminisrasi niaga, teknik elektro dan teknik sipil.
Kelayakan dan kesiapan tim tidak akan ada artinya tanpa didukung pihak pihak yang lain. Pihak UKM dan pemerintah daerah melalui departemen terkait (Deperindagkop) menyambut positif atas program ini karena dinilai program ini dapat bersinergi dengan program dari pemerintah daerah.
C. JADWAL KEGIATAN
Tabel 14 : Jadwal Kegiatan Tahun Pertama untuk 3 UKM
Kegiatan Bulan ke
1 2 3 4 5 6 7 8
Persiapan / Sosialisasi program tahun I
Pelatihan ketrampilan membatik
Penerapan teknologi tepat (I)
Penanganan limbah
Pelatihan manajemen (keuangan/akuntansi/perpajakan, pemasaran)
Pembuatan show room (display) dan mengikuti pameran
Pendampingan
Evaluasi
Seminar
Pelaporan
Tabel 15 : Jadwal Kegiatan Tahun Kedua untuk 3 UKM
Kegiatan Bulan ke
1 2 3 4 5 6 7 8
Persiapan / Sosialisasi program tahun II
Pelatihan ketrampilan membatik dan menciptakan desain baru.
Penerapan teknologi tepat (II)
Penerapan manajemen (keuangan/akuntansi/perpajakan, pemasaran) melalui penggunaan soft ware, penggunaan e-comerce, dan pelatihan eksport import serta HKI
Pembuatan show room (display) dan mengikuti pameran
Pendampingan
Evaluasi
Seminar
Pelaporan
Tabel 16 : Jadwal Kegiatan Tahun Ketiga untuk 3 UKM
Kegiatan Bulan ke
1 2 3 4 5 6 7 8
Persiapan / Sosialisasi program tahun III
Pelatihan ketrampilan membatik dan menciptakan desain baru.
Ekspansi pasar (antar pulau/eksport)
Pembuatan show room (display) dan mengikuti pameran
Pendampingan
Evaluasi
Seminar
Pelaporan
ANGGARAN BIAYA
Tabel 17 : Anggaran Biaya
Tahun 1
NO ITEMS BIAYA SUMBER BIAYA ( Rp)
DIKTI UKM LAINNYA TOTAL
1 Peralatan untuk 3 UKM
Alat (gledegan dan lorodan) 3 ukm 15.000.000 6.000.000
Tempat show room– 3 ukm 10.000.000 9.000.000
Komponen penanganan limbah – 3 ukm 6.000.000 6.000.000
2 Pelatihan
Pelatihan ketrampilan membatik 10.000.000 1.000.000
Pelatihan keuangan/ akuntansi 7.000.000 1.000.000
Pelatihan perpajakan 7.000.000 1.000.000
Pelatihan pemasaran 7.000.000
3 Promosi produk dan mengikuti pameran 8.000.000 1.000.000
4 Bahan Habis Pakai 3.000.000
5 Perjalanan
Semarang – Lasem (selama keg) 7.000.000
6 Komunikasi/Dokumentasi 2.000.000
7 Seminar dan evaluasi 2.000.000
8 Pelaporan 1.000.000
9 Honorarium 15.000.000
100.000.000 25.000.000 125.000.000
Tahun 2
NO ITEMS BIAYA SUMBER BIAYA ( Rp)
DIKTI UKM LAINNYA TOTAL
1 Peralatan untuk 3 UKM
Alat teknologi tepat (mesin press)-3ukm 10.000.000 3.000.000
Tempat show room — 3 ukm 8.000.000 9.000.000
Komputer dan perlengkapannya – 3ukm 9.000.000 6.000.000
2 Pelatihan penerapan
Plthn ketrampilan membatik 10.000.000 2.000.000
Plthn/penerapan soft ware akuntansi 10.000.000 2.000.000
Plthn eksport -import dan HKI 7.000.000 1.000.000
Plthn/penerapan e-comerce 7.000.000 1.000.000
3 Promosi produk dan mengikuti pameran 8.000.000 1.000.000
4 Bahan Habis Pakai 3.000.000
5 Perjalanan
Semarang – Lasem (selama keg) 7.000.000
6 Komunikasi/ Dokumentasi 3.000.000
7 Seminar dan evaluasi 2.000.000
8 Pelaporan 1.000.000
9 Honorarium 15.000.000
100.000.000 25.000.000 125.000.000
Tahun 3
NO ITEMS BIAYA SUMBER BIAYA ( Rp)
DIKTI UKM LAINNYA TOTAL
1 Peralatan untuk 3 UKM
Alat tek tepat (meja gambar) – 3ukm 12.000.000 6.000.000
Tempat show room — 3 ukm 10.000.000 6.000.000
2 Pelatihan penerapan – 3 ukm
Plthn pengemb desain membatik 18.000.000
3 Promosi produk dan mengikuti pameran 17.000.000 10.000.000
4 Pengurusan patent (HKI) 12.000.000 3.000.000
5 Bahan Habis Pakai 3.000.000
6 Perjalanan
Semarang – Lasem (selama keg) 7.000.000
7 Komunikasi/Dokumentasi 3.000.000
8 Seminar dan evaluasi 2.000.000
9 Pelaporan 1.000.000
10 Honorarium 15.000.000
100.000.000 25.000.000 125.000.000