Essay: Anggaran merupakan bagian penting dalam perusahaan atau organisasi

Anggaran merupakan bagian penting dalam perusahaan atau organisasi. Pada umumnya anggaran adalah alat pengendali. Penting dan urgennya fungsi anggaran sebagai perencanaan dan pengendalian perusahaan menjadikan penganggaran sebagai area penting bagi keberhasilan perusahaan. Anggaran diharapkan menjadi kerangka kerja untuk menentukan prestasi dan kinerja karyawan. Anggaran merupakan penentuan tujuan atau tujuan itu sendiri, dengan kata lain, anggaran sebagai alat pengimplemetasiakan tujuan tersebut. Anggaran dapat mencerminkan kesukseskan karyawan pada tugas yang diberikan kepadanya.
Anggaran keuangan menurut Suartana (2010: 138) adalah ‘ringkasan dari proyek laporan keuangan perusahaan dari satu tahun ke depan dalam satuan angka’. Anggaran diusahakan dapat dicapai dengan sumber daya terbatas. Sebagai basis dalam sistem pengendalian organisasi, anggaran mencerminkan prinsip manajemen by exception. Prinsip ini mengakui kognitif inhern dan keterbatasan rasional dari manajer dalam tugas dan aktivitas mereka, karena keterbatasan itu lah dibuat anggaran.
Aspek perilaku dari penganggaran mengacu pada perilaku manusia yang muncul dalam proses penyusunan anggaran dan perilaku manusia yang mendorong ketika manusia mencoba untuk hidup dengan anggaran. Anggaran dan proses anggaran memiliki dampak langsung dan menentukan yang mempengaruhi perilaku manusia. Anggaran menetapkan limit terhadap apa yang dapat dibeli dan berapa banyak yang dapat dibelanjakan. Anggaran merupakan alasan mengapa kinerja manajer dipantau secara rutin dan ukuran standar terhadap mana hasil kinerja dibandingkan.
Menurut Gudono (1993: 142) ‘penyusunan anggaran dapat menimbulkan dampak spikologis langsung pada karyawan’. Karyawan akan merasakan tekanan dari anggaran yang ketat, kegelisahan dari laporan kinerja yang buruk dan kegembiraan atau kepuasan karena memenuhi anggaran. Kinerja dinilai berdasarkan pencapaian target dan efisiensi. Karena akan ada tekanan itulah karyawan berusaha mencari cara untuk meringankan tanggungjawabnya dengan memperkecil target ataupun memperbesar pembiayaan saat penyusunan anggaran. Selaras dengan pendapat Belkaoui (2010: 137), bahwa ‘slack atau senjangan adalah kecenderungan dari organisasi atau individu untuk tidak mengoptimalkan sumber daya yang tersedia dan kecenderungan untuk tidak melakukan efisiensi’.
Fenomena inilah yang nyatakan sebagai senjangan anggaran. Menurut Suartana, (2010: 137) ‘budgetary slack adalah proses penganggaran yang ditemukan adanya distorsi secara sengaja dengan menurunkan pendapatan yang dianggarkan dan meningkatkan biaya yang dianggarkan’. Apabila karyawan dilibatkan secara aktif dalam proses penyusunan anggaran pada unit tempat mereka bukan hanya sebagai pelaksana pencapaian targe anggaran dapat diperkirakan bahwa nantinya kinerja dan prestasi karyawan akan meningkat.
Mereka dituntut berpartisipasi supaya anggaran menjadi lebih realistik. Dengan adanya partisipasi karyawan dalam proses penyusunan anggaran, hal ini meningkat kesadaran karyawan akan tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepada mereka. Dengan adanya partisipasi, karyawan akan tahu benar mengenai apa yang harus dikerjakan berkaitan dengan pencapian anggaran dengan menggunakan informasi terkini. Menurut Mulyadi (1993: 513) partisipasi adalah suatu proses pengambilan keputusan bersama oleh dua pihak atau lebih yang mempunyai dampak masa depan bagi pembuat keputusan tersebut.
Penelitian ini mengacu pada penelitian terdahulu yang berkaitan dengan kualitas informasi laporan keuangan, Dari hasil penelitian terdahulu terdapat ketidakkonsistenan antara peneliti satu dengan yang lainnya. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Camman (1976), Dunk (1993), Merchant (1985) dan Onsi (1973) dalam Latuheru (2005) yang berpendapat bahwa partisipasi anggaran dan kesenjangan anggaran mempunyai hubungan yang negatif, yaitu partisipasi yang ditandai dengan komunikasi positif antara para manajer dapat mengurangi budgetary slack.
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Lowe dan Shaw (1968), Lukka (1988) dan Young (1985) dalam Ikhsan (2007), menunjukkan partisipasi anggaran dan kesenjangan anggaran mempunyai hubungan yang positif.
Dalam penelitian ini pengaruh partisipasi penganggaran dan senjangan anggaran dipengaruhi oleh variabel pemoderasi yaitu: locus of control. Mustikawati (1999) mendefinisikan bahwa ‘locus of control sebagai tingkatan dimana seseorang menerima tanggung jawab personal terhadap apa yang terjadi pada diri mereka’. Locus of control adalah salah satu karakteristik kepribadian yang terdapat dalam diri tiap-tiap orang yang mempengaruhi bagaimana individu tersebut mengartikan atau mempersepsikan peristiwa yang dihadapinya.
Jika dikaitkan dengan proses partisipasi anggaran, mereka yang tidak memiliki internal locus of control yang baik akan gagal menjalankan fungsi dan perannya dalam proses penyusunan anggaran serta dalam mencapai sasaran anggaran. Hal ini tentu saja menjadi indikasi gagalnya partisipasi anggaran yang pada gilirannya akan berdampak pada penurunan kinerja dan rendahnya pencapaian sehingga berakibat timbulnya senjangan anggaran. Dengan kata lain bahwa variabel locus of control memegang peranan yang cukup penting dalam proses partisipasi anggaran yang ditengarai memiliki pengaruh signifikan terhadap senjangan anggaran.
Mengacu pada penelitian terdahulu, bahwa terdapat hasil yang berbeda dari variabel partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran, maka penulis berkeinginan untuk mengangkat topik ini sebagai bahan penelitian dengan judul: ‘Pengaruh Partisipasi Anggaran Terdapat Senjangan Anggaran dengan Locuf of Control Sebagai Variable Moderating’.

Leave a Comment

Time limit is exhausted. Please reload the CAPTCHA.